PentingnyaSholat Taubatan Nasuha. Ukhti sudah tahu kapan waktu sholat taubatan nasuha, sekarang simak pentingnya menyegerakan bertaubat kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb-Mu akan KisahBenar: Taubat Nasuha dari Seorang Pramugari ( Kesah Benar ) Sebagai orang yang dipertanggungjawabkan mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita berkenaan. “Kakak ni sakit,” kata saya pada jemaah-jemaah yang lain. Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jemaah nampak panik dengan Niatsholat taubat nasuha. Mengucapkan niat sholat taubat nasuha dalam hati. Boleh juga dengan melafazkannya jika merasa kurang mantap. Berikut niatnya, ‘Ushalli sunnatat taubati roka’ataini lillahi taala’. Takbirotul Ihram. Membaca doa Istiftah/iftitah (Sunnah). Membaca surat Al Fatihah. Membaca surat dari Alquran. Bagiorang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.” Dari ayat tersebut, kita bisa mengambil dua tanda taubat yang tidak diterima oleh Allah SWT. 1. Bertaubat Menjelang Ajal. Kisah Fir’aun dalam Al-Qur’an bisa menjadi pelajaran menarik mengenai tobat yang tidak bisa diterima oleh Allah SWT. SyekhMuhammad bin Shalih Asy-Syawi, dalam Nafahat al-Makkiyah, sebagaimana dikutip dari tafsirweb, menjelaskan bahwa taubat dari Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya ada dua macam. Pertama, taufik dari-Nya untuk melakukan taubat itu sendiri. Kedua, penerimaan-Nya akan taubat tersebut setelah dilakukan sang hamba. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. loading...Di antara bentuk penyesalan adalah mengakui dosa, dan tidak lari dari pertanggungjawaban dosa itu, serta meminta ampunan dan maghfirah dari Allah SWT. Foto/Ilustrasi Ist Bertaubat dengan taubat nasuha , terdiri dari beberapa unsur. Imam Al Ghazali dalam kitabnya " Ihya ulumuddin " menyebut salah satunya adalah unsur hati dan keinginan. Baca Juga Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "at Taubat Ila Allah" menjelaskan unsur dalam taubat yakni unsur jiwa, yang berhubungan dengan hati dan keinginan diri. Atau dengan kata lain emosi dan inklinasi."Dari unsur ini ada yang berhubungan dengan masa lalu, dan ada yang berhubungan dengan masa depan," yang berkaitan dengan masa lalu adalah apa ang kita kenal dengan penyesalan. Tentang ini terdapat hadis "penyesalan adalah taubat". Karena ia adalah bagian yang paling penting dari taubat. Seperti dalam hadis "Haji adalah Arafah". Karena ia adalah rukun yang paling penting dalam haji itu. Al Qusyairi mengutip dari beberapa ulama mengatakan penyesalan itu cukup untuk mewujudkan taubat. Karena penyesalan itu akan mengantarkan kepada dua rukun lainnya, yaitu tekad dan meninggalkan perbuatan dosa. "Adalah mustahil jika ada seseorang yang menyesali tindakan yang masih terus ia lakukan atau ingin ia lakukan kembali," ujar adalah perasaan, emosi atau gerak hati. Yaitu suatu bentuk penyesalan dalam diri manusia atas perbuatan dosa yang ia lakukan terhadap Rabbnya, terhadap makhluk yang lain dan bagi dirinya sendiri. Ini adalah penyesalan yang mirip dengan api yang membakar hati dengan sangat. Malah ia akan merasakannya seperti dipanggang ketika ia mengingat dosanya, sikap pelanggarannya serta hak Rabbnya atasnya. Itu adalah kondisi "terbakar di dalam" yang diungkapkan oleh sebagian kaum sufi ketika mereka mendefinisikan taubat melelehkan lemak yang terkumpul karena kesalahan masa lalu. Dan yang lain berkata ia adalah api hati yang membakar, serta sakit dalam hati yang tidak terobati! Baca Juga Al Quran telah mendeskripsikan sisi jiwa ini bagi beberapa orang yang melakukan taubat, dengan deskripsi yang amat bagus. Yaitu dalam kisah tiga sahabat yang absen dari mengikuti perang yang besar bersama Rasulullah SAW , yaitu perang Tabuk. Perang ini merupakan peperangan pertama Rasulullah SAW dengan negara yang paling kuat di dunia saat itu Romawi. Mereka tidak mengungkapkan alasan bohong seperti kaum munafik, maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengucilkan mereka. Kemudian mereka menyesali perbuatan mereka itu dengan sangat, dan dilukiskan oleh Al Quran sebagai berikut"Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan penerimaan taubat mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit pula terasa oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari siksa Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". QS at-Taubah 118Oleh karena itu Dzun-Nun al Mishri berkata hakikat taubat adalah engkau merasakan bumi yang luas ini menjadi sempit karena dosamu, hingga engkau tidak dapat lari darinya, kemudian kesempitan itu engkau rasakan dalam dirimu. Seperti diungkapkan oleh al Quran "dan jiwa merekapun telah sempit pula terasa oleh mereka".Di antara bentuk penyesalan adalah mengakui dosa, dan tidak lari dari pertanggungjawaban dosa itu, serta meminta ampunan dan maghfirah dari Allah kita temukan dalam kisah Adam setelah beliau dan istirnya memakan pohon yang dilarang itu"Keduanya berkata "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". QS al A'raf 23 Baca Juga Dan seperti kita temukan dalam kisah Nuh ketika ia meminta ampunan kepada Rabbnya atas anaknya yang kafir. Dan jawaban Ilahi terhadapnya adalah"Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan, sesungguhnya perbuatannya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekat nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan". QS. Huud 46

kisah orang taubat nasuha